oleh: Ustadz Abu Ahmad
Said Yai, Lc.
Artinya:
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allah hatinya untuk (menerima)
agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya (sama dengan orang
yang hatinya keras)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang hatinya
keras untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS
Az-Zumar: 22)
Ringkasan Tafsir
“Maka
apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allah hatinya untuk (menerima) agama
Islam”, yaitu dengan dipermudah untuk
mengenal-Nya, bertauhid kepada-Nya, taat akan perintah-Nya dan menjadi
bertambah semangat untuk mengerjakan ajaran Islam. Dan ini adalah pertanda yang
baik bagi seseorang.
“Lalu
ia mendapat cahaya dari Rabb-nya”,
yaitu cahaya kebenaran yang membuat hatinya bertambah yakin. Apakah
mereka itu sama dengan orang yang hatinya keras? Tentu saja tidak sama.
“Maka
kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang hatinya keras untuk mengingat Allah”, yaitu mereka yang hatinya tidak lunak ketika diingatkan
akan Allah, tidak khusyû’, tidak paham, tidak sadar dan selalu
membangkang.
“Mereka itu dalam kesesatan yang
nyata” yang akan mengantarkan mereka
kepada kebinasaan.
Hati Memiliki Sifat
Hati Memiliki Sifat
Setiap
manusia memiliki sifat yang berbeda-beda. Sifat-sifat tersebut pun bisa
berubah-ubah setiap waktu. Begitu pula hati, dia pun memiliki sifat. Hati bisa
menjadi sehat dan juga bisa menjadi sakit.
Allah subhânahu wa ta’âlâ berfirman:
Artinya:
“…Dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata, ‘Mereka itu
(orang-orang mu’min) ditipu oleh agamanya.” (Al-Anfâl : 49)
Hati juga bisa menjadi lunak dan
juga bisa menjadi sekeras batu.
Allah subhânahu wa ta’âlâ berfirman:
Artinya: “Kemudian setelah itu hati
kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.” (QS Al-Baqarah :
74)
Begitu
pula hati bisa mengkilap, bersinar dan bisa juga menjadi hitam kelam
sebagaimana diterangkan di beberapa hadîts Rasulullah shallallâhu
‘alaihi wa sallam.
Oleh
karena itu, sebisa mungkin kita memperhatikan kondisi hati kita setiap saat.
Jangan sampai hati kita menjadi hati yang keras atau mulai mengeras sehingga
nantinya akan menjadi keras. Na’ûdzu billâhi min dzâlik.
Bahaya Hati yang Keras
Ayat di atas dengan jelas
menerangkan bahwa orang yang hatinya keras sangat tercela dan dalam kesesatan
yang nyata.
Mâlik bin Dînâr rahimahullâh
pernah berkata:
Artinya:
“Seorang hamba tidaklah dihukum dengan suatu hukuman yang lebih besar daripada
hatinya yang dijadikan keras. Tidaklah Allah ‘azza wa jalla marah
terhadap suatu kaum kecuali Dia akan mencabut rasa kasih sayang-Nya terhadap
mereka.”
Tanda-tanda hati yang keras atau
mulai mengeras
Hati yang keras atau mulai mengeras
memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
- Bermalas-malasan dalam mengerjakan kebaikan dan ketaatan, serta meremehkan suatu kemaksiatan.
- Tidak terpengaruh hatinya dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan. Berbeda dengan kaum mu’minîn, hati mereka akan bergetar jika dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an atau diingatkan akan Allah. Allah subhânahu wa ta’âlâ berfirman:
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Rabb-lah mereka
bertawakkal.” (QS Al-Anfâl : 2)
- Tidak terpengaruh hatinya dengan berbagai ujian, musibah dan cobaan yang diberikan oleh Allah subhânahu wa ta’âlâ. Allah subhânahu wa ta’âlâ berfirman:
Artinya:
“Dan tidakkah mereka (orang-orang munâfiq) memperhatikan bahwa mereka
diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan
tidak (pula) mengambil pelajaran?” (QS At-Taubah : 126)
- Tidak merasa takut akan janji dan ancaman Allah subhânahu wa ta’âlâ
- Bertambahnya kecintaan terhadap dunia dan mendahulukannya atas akhirat
- Tidak tenang hatinya dan selalu merasa gundah
- Bertambahnya dan meningkatnya kemaksiatan yang dilakukannya. Allah subhânahu wa ta’âlâ berfirman:
Artinya:
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka.
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” (QS Ash-Shaf : 5)
- Tidak mengenal atau tidak membedakan perbuatan ma’ruf dan munkar.
Dan
masih banyak lagi tanda yang lainnya. Oleh Karena itu, sebisa mungkin kita
mendeteksi keadaan hati kita, jangan sampai hati kita mulai mengeras.
Sebab-sebab kerasnya hati
Hati menjadi keras tentu ada
penyebabnya. Penyebab-penyebab kerasnya hati di antaranya adalah sebagai
berikut:
- Kesyirikan, kekufuran dan kemunafikan.
Inilah sebab yang paling besar yang
dapat menutupi hati seseorang dari menerima kebenaran.
Artinya:
“Akan kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, karena mereka
telah mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan
keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka. Dan Itulah
seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim.” (QS Ali ‘Imrân: 151)
- Mengingkari perjanjian yang dibuat kepada Allah
Allah subhânahu wa ta’âlâ berfirman:
Artinya:
“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, maka kami laknat mereka, dan kami
jadikan hati mereka keras membatu. (QS Al-Mâ-idah : 13)
Syaikh
Abu Bakr Al-Jazâiri ketika menafsirkan ayat ini, beliau berkata, “Melanggarnya
dengan tidak konsisten dengan apa yang ada di dalamnya yang berupa perintah dan
larangan.”
- Banyak tertawa
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
Artinya: “Janganlah kalian banyak
tertawa! Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.”
- Banyak berbicara dan banyak makan
Bisyr bin Al-Hârits pernah
berkata:
Artinya: “Dua hal yang dapat
mengeraskan hati: Banyak berbicara dan banyak makan.”
Banyak melakukan dosa
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
Artinya:
“Sesungguhnya seorang mu’min jika melakukan dosa, maka akan terbintik
hitam di hatinya. Jika dia bertaubat, berhenti (dari dosa tersebut) dan memohon
ampun, maka hatinya akan mengkilap. Apabila dia terus melakukan dosa, maka
bertambah pula titik hitam itu. Itu adalah Ar-Rân (Penutup) yang disebutkan
oleh Allah di kitab-Nya: ‘Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang
selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka (QS Al-Muthaffifîn : 14).’.”
- Lalai dari ketaatan
Allah subhânahu wa ta’âlâ berfirman:
Artinya:
“Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin
dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah), mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti
binatang-binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah
orang-orang yang lalai.” (QS Al-A’râf : 179)
- Lagu-laguan dan alat musik
‘Abdullah bin Mas’ûd radhiallâhu
‘anhu pernah berkata:
Artinya: “Lagu-laguan menumbuhkan
kemunafikan di dalam hati.”
Suara wanita yang menggoda
Artinya:
“Maka janganlah kamu tunduk (menghaluskan suara) dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan
yang baik!” (QS Al-Ahzâb : 32)
- Mengikuti hal-hal yang merusak hati
Hal-hal
yang merusak hati sangatlah banyak. Akan tetapi, dari semua itu ada lima hal
yang menjadi “kunci utama” perusak hati. Kelima hal tersebut sebagaimana
dikatakan oleh Ibnul-Qayyim rahimahullâh:
Artinya:
“Adapun kelima hal yang merusak hati adalah: banyak bergaul (berkumpul dengan
manusia), (banyak) berangan-angan, tergantung kepada selain Allah, kekenyangan
(banyak makan) dan (banyak) tidur. Inilah kelima hal utama yang dapat merusak
hati ”
Dengan
mengetahui sebab-sebab ini, mudah-mudahan kita bisa menghindarinya, sehingga
hati kita tidak menjadi keras atau bertambah keras.
Obat hati yang keras
Hati yang keras juga memiliki obat
agar dia bisa kembali melunak. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat
melunakkan hati:
- Beriman kepada Allah dan selalu meningkatkan keimanan.
Allah subhânahu wa ta’âlâ berfirman:
Artinya: “Barangsiapa yang beriman
kepada Allah niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.” (QS At-Taghâbun
: 11)
- Banyak mengingat Allah (ber-dzikr) dan membaca Al-Qur’an dengan men-tadabburi-nya (memahami dan merenungi maknanya).
Allah subhânahu wa ta’âlâ berfirman:
Artinya:
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah! Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.” (QS Ar-Ra’d : 28)
- Belajar ilmu syar’i
Tidak
diragukan lagi bahwa ilmu syar’i dapat membimbing seseorang untuk
menjadi hamba Allah yang bertakwa. Di awal surat Ali ‘Imrân Allah subhanahu wa
ta’ala memuji orang-orang yang memiliki ilmu mendalam. Tahukah pembaca, doa
apakah yang mereka ucapkan? Doa yang diucapkan oleh mereka adalah:
Artinya:
“”Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati-hati kami condong kepada
kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada
kami rahmat dari sisi Engkau, karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi
(karunia).” (QS Ali ‘Imrân : 8)
Merekalah
yang lebih tahu akan Rabb-nya bila dibandingkan orang-orang awam dan mereka
juga lebih tahu bahwa hati manusia bisa berubah-ubah, sehingga mereka berdoa
dengan doa tersebut.
- Berlindung kepada Allah dari hati yang tidak khusyû’ dengan doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam
Doa tersebut yaitu:
Artinya:
“Ya Allah! Aku berlindung kepada Engkau dari ilmu yang bermanfaat, dari hati
yang tidak khusyû’, dari jiwa yang tidak kenyang dan dari doa yang tidak
dikabulkan.”
- Berbuat baik terhadap anak yatim dan orang miskin
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah radhiallâhu ‘anhu bahwasanya seseorang mengadu kepada
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam tentang hatinya yang keras.
Beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam pun bersabda:
Artinya: “Jika engkau ingin agar
hatimu menjadi lunak, maka berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak
yatim.”
- Banyak mengingat kematian
Diriwayatkan
dari Shafiyah radhiallâhu ‘anhâ bahwasanya seorang wanita mendatangi
‘Âisyah radhiallâhu ‘anhâ dan mengadukan keadaan hatinya yang keras.
Kemudian ‘Âisyah pun berkata, “Perbanyaklah mengingat kematian, engkau akan
mendapatkan apa yang kau inginkan.” Kemudian wanita itu pun mengerjakannya.
Setelah itu, dia pun mendapatkan petunjuk di hatinya dan bersyukur kepada
‘Âisyah radhiallâhu ‘anhâ.
Sa’îd bin Jubair dan Rabî’ bin Abi Râsyid rahimahumallâh pernah berkata:
Artinya: “Seandainya mengingat
kematian terpisah dari hatiku satu waktu saja, saya takut hatiku akan menjadi
rusak.”
- Banyak berziarah kubur
Abu
Thâlib (murid Imam Ahmad) pernah berkata, “Seorang laki-laki pernah bertanya
kepada Abu ‘Abdillâh (Imam Ahmad) tentang bagaimana melunakkan hatinya. Beliau
pun menjawab, ‘Masuklah ke dalam pemakaman dan usaplah kepala anak yatim.’.”
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa
sallam pernah bersabda:
Artinya: “Kunjungilah oleh kalian
pemakaman! Sesungguhnya hal itu dapat mengingatkan akan kematian.”
- Menghadiri majlis ta’lim dan majlis nasihat
Menghadiri
majlis-majlis seperti ini sangat berpengaruh terhadap hati manusia. Mari kita
perhatikan apa yang dikatakan oleh Al-‘Irbâdh bin Sâriyah radhiallâhu ‘anhu
, “Pada suatu hari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam shalat
kemudian menghadap ke kami dan memberikan nasihat yang sangat menyentuh, yang
membuat mata-mata menangis dan hati-hati menjadi takut.”
Menjauhi
sebab-sebab terjadinya fitnah dan dosa
Agar
hati kita tidak menjadi keras, maka kita berusaha sekuat mungkin untuk menjauhi
sebab-sebab terjadinya dosa atau fitnah. Oleh karena itu, Allah subhânahu wa
ta’âlâ melarang para sahabat bertanya atau meminta sesuatu hal kepada
istri-istri Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam kecuali dari belakang
tabir.
Allah subhânahu wa ta’âlâ berfirman:
Artinya:
“Dan apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri- istri
Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci
bagi hatimu dan hati mereka.” (QS Al-Ahzâb : 53)
- Makan makanan yang halal, Imam Ahmad pernah ditanya oleh seseorang, “Dengan apa hati bisa menjadi lunak?” Kemudian beliau pun menjawab, “Ya bunayya (wahai anakku)! Dengan makan makananan yang halal.”
- Shalat malam
- Beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah di waktu sahûr (sebelum Subuh)
- Berteman dengan orang-orang yang soleh
Ibrâhim Al-Khawwâsh pernah berkata:
Artinya:
“Obat hati ada lima macam, yaitu: membaca Al-Qur’an dengan men-tadabburi-nya,
mengosongkan perut, shalat malam, mendekatkan diri (kepada Allah) di
waktu sahûr dan duduk-duduk (berteman) dengan orang-orang yang soleh.”
Bertaubat dari hati yang keras
Mungkin
di antara pembaca yang budiman ada yang berkata, “Hati saya sudah sangat keras.
Mana mungkin Allah menerima taubatku! Dosa yang telah saya lakukan sangatlah
banyak.”
Ketahuilah
bahwa Allah subhânahu wa ta’âlâ memiliki nama Al-Ghafûr (Maha
Pemberi Ampun). Allah akan mengampuni semua dosa hamba-Nya jika dia benar-benar
ingin kembali kepada-Nya.
Cobalah baca ayat berikut ini:
Artinya:
“Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka
sendiri! Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah! Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS Az-Zumar : 53)
Dan coba juga perhatikan hadîts
qudsi berikut ini:
Artinya:
“Allah tabâraka wa ta’âla berkata, ‘Wahai anak adam! Sesungguhnya jika
engkau berdoa kepada-Ku dan mengharapkan-Ku maka Aku akan mengampuni semua apa
yang ada pada dirimu dan Aku tidak perduli (seberapa besar dosamu). Wahai anak
Adam! Seandainya dosamu sampai setinggi langit kemudian engkau meminta ampun
kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya dan Aku tidak peduli (seberapa besar
dosamu). Seandainya engkau datang kepada-Ku dengan sepenuh bumi
kesalahan-kesalahan (dosa-dosa), kemudian engkau tidak berbuat syirik
terhadapku sedikit pun, maka Aku akan datang sepenuh bumi itu pula dengan
pengampunan.”
Kesimpulan
- Hati memiliki sifat-sifat yang bisa berubah-ubah.
- Orang yang telah dibukakan hatinya untuk menerima agama Islam dan taat kepada Allah tidak sama dengan orang yang berhati keras.
- Orang yang berhati keras akan mendapatkan ancaman yang sangat besar
- Orang yang berhati keras memiliki sifat-sifat sebagai berikut: bermalas-malasan dalam mengerjakan ketaatan, tidak terpengaruh hatinya dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan dengan berbagai ujian, tidak merasa takut akan janji dan ancaman Allah, bertambahnya kecintaan terhadap dunia dan mendahulukannya atas akhirat, tidak tenang hatinya dan selalu merasa gundah, bertambahnya kemaksiatan yang dilakukannya dll.
- Hati bisa menjadi keras disebabkan oleh beberapa hal. Oleh karena itu, sebisa mungkin kita menjauhi sebab-sebab tersebut.
- Hati yang keras pun dapat diobati dengan berbagai cara yang telah disebutkan.
- Orang-orang yang telah terjerumus kepada kemaksiatan atau merasa bahwa hatinya sangat keras, maka harus segera bertaubat dan Allah akan mengampuni orang-orang yang benar-benar bertaubat kepada-Nya.
Demikian. Mudahan bermanfaat dan
mudah-mudahan Allah selalu menjaga hati kita agar tetap lunak. Amin.