1. Pondok Pesantren
Langitan
(Syafi’iyah, Asy ‘ariyah)
Pondok Pesantren Langitan
adalah salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Berdirinya
lembaga ini jauh sebelum Indonesia merdeka yaitu tepatnya pada tahun 1852, di
Dusun Mandungan, Desa Widang, Kecamatan Widang, Tuban, Jawa Timur. Komplek
Pondok Pesantren Langitan terletak di samping bengawan Solo dan berada di atas
areal tanah seluas kurang lebih 7 hektar. ( http://langitan.net/ )
2. Pondok Pesantren
GONTOR (non
madzab)
Pondok Gontor didirikan pada
10 April 1926 di Ponorogo, Jawa Timur oleh tiga bersaudara putra Kiai Santoso
Anom Besari. Tiga bersaudara ini adalah KH Ahmad Sahal, KH Zainudin Fananie,
dan KH Imam Imam Zarkasy dan yang kemudian dikenal dengan istilah Trimurti.Pada
awalnya Pondok Gontor hanya memiliki Tarbiyatul Atfhfal (setingkat taman
kanak-kanak) lalu meningkat dengan didirikannya Kulliyatul Mu’alimin
Al-Islamiah (KMI) yang setara dengan lulusan sekolah menengah. Pada tahun 1963
Pondok Gontor mendirikan Institut Studi Islam Darussalam (ISID). ( http://gontor.ac.id/ )
3. Pondok Pesantren
Daar El-Qolam (non
madzab)
Pondok Pesantren Daar
el-Qolam (معهد دار القلم للتربية الإسلامية) adalah sebuah pondok pesantren
berlokasi di Desa Pasir Gintung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang,
Propinsi Banten yang didirikan pada tanggal 20 Januari 1968. Pesantren ini
adalah gagasan Haji Qasad Mansyur yang direalisasikan oleh Drs. K.H. Ahmad
Rifai Arief (1942-1997). Setelah K.H. Ahmad Rifa’i Arief meninggal dunia pada
tanggal 15 Juni 1997, pondok ini dilanjutkan oleh K.H. Drs. Ahmad Syahiduddin,
K.H. Adrian Mafatihullah Karim dan Hj. Enah Huwaenah. Hingga Maret 2009, Pondok
Pesantren Daar el-Qolam merupakan pondok pesantren terbesar sedaerah Banten,
dengan jumlah santri 4298 jiwa. ( http://www.daarelqolam.ac.id/mp/welcome.aspx )
4. Pondok Pesantren
DARUNNAJAH (non
madzab)
Pada tahun 1942 K.H. Abdul
Manaf Mukhayyar mempunyai sekolah Madrasah Al-Islamiyah di Petunduhan Palmerah.
Tahun 1959 tanah dan madrasah tersebut digusur untuk perluasan komplek
Perkampungan Olah Raga Sea Games, yang sekarang dikenal dengan komplek Olah
Raga Senayan. Untuk melanjutkan cita-citanya, maka diusahakanlah tanah di
Ulujami.
Tahun 1960, didirikan Yayasan
Kesejahteraan Masyarakat Islam (YKMI), dengan tujuan agar di atas tanah
tersebut didirikan pesantren. Periode inilah yang disebut dengan periode cikal
bakal, sebagai modal pertama berdirinya Pondok Pesantren Darunnajah. (http://darunnajah.com/)
5. Pondok Pesantren
Tebuireng
(Syafi’iyah, Asy ‘ariyah)
Pondok Pesantren Tebuireng
adalah salah satu pesantren terbesar di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Pesantren ini didirikan oleh KH. Hasyim Asy’arie pada tahun 1899. Selain materi
pelajaran mengenai pengetahuan agama Islam, ilmu syari’at, dan bahasa Arab,
pelajaran umum juga dimasukkan ke dalam struktur kurikulum pengajarannya.
Pesantren Tebuireng telah banyak memberikan konstribusi dan sumbangan kepada
masyarakat luas baik, terutama dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia. ( http://www.tebuireng.net/ )
6. Pondok Pesantren
Al Ihya Ulumuddin (Syafi’iyah,
Asy ‘ariyah)
pada 24 Nopember 1925
didirikan pondok pesantren di Desa Kesugihan, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten
Cilacap, yang kemudian dikenal dengan nama pondok pesantren Kesugihan.
Kepemimpinan ponpes ini kemudian dilanjutkan oleh KH Ahmad Mustholih dan KH
Chasbulloh Badawi, putra pendiri.
7.Ponpes Asy
Syafi’iah Nahdatul Wathon (Syafi’iyah,
Asy ‘ariyah)
Maulana al-Syaikh Tuan Guru
Kyai Hajji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
belajar di Tanah Suci Mekah selama 13 tahun kemudian kembali ke Indonesia atas
perintah dari guru beliau yang paling di kagumi, yakni Syaikh Hasan Muhammad
al-Masysyath, pada tahun 1934. Setiba di Pulau Lombok beliau mendirikan
Sekembali dari Tanah Suci Mekah ke Indonesia mula-mula beliau mendirikan
pesantren al-Mujahidin pada tahun 1934 M. kemudian pada tanggal 15 Jumadil
Akhir 1356 H/22 Agustus 1937 M. beliau mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan
Diniyah Islamiyah (NWDI). Madrasah ini khusus untuk mendidik kaum pria.
Kemudian pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1362 H/21 April 1943 M. beliau mendirikan
madrasah Nahdlatul Banat Diniah Islamiyah (NBDI) khusus untuk kaum wanita.
Kedua madrasah ini merupakan madrasah pertama di Pulau Lombok yang terus
berkembang dan merupakan cikal bakal dari semua madrasah yang bernaung di bawah
organisasi Nahdlatul Wathan. Dan secara khusus nama madrasah tersebut
diabadikan menjadi nama pondok pesantren ‘Dar al-Nahdlatain Nahdlatul Wathan’.
Istilah ‘Nahdlatain’ diambil dari kedua madrasah tersebut. Beliau aktif
berdakwah keliling desa di Pulau Lombok dan mengajar. ( http://www.nahdlatulwathan.org/ )
7. Pondok Pesantren
Al Mu’min
(wahabiyah)
pondok Pesantren Al Mu’min
adalah sebuah pesantren di Ngruki, Solo yang didirikan oleh “enam serangkai”:
Abdullah Sungkar, Abu Bakar Ba’asyir, Yoyok Rosywadi, Abdullah Baradja, Abdul
Qohar H. Daeng Matase, dan Hasan Basri.
Pondok ini berdiri sejak tahun 1974 di lokasinya hingga sekarang, di selatan terminal angkutan dalam kota Surakarta, Terminal Tipes, namun berada di wilayah administrasi Desa Cemani, Grogol, Sukoharjo. Setahun sebelumnya ia merupakan sebuah kelompok pengajian kekeluargaan (usrah). Unit dakwah awalnya adalah sebuah siaran radio non-komersial.
Pondok ini berdiri sejak tahun 1974 di lokasinya hingga sekarang, di selatan terminal angkutan dalam kota Surakarta, Terminal Tipes, namun berada di wilayah administrasi Desa Cemani, Grogol, Sukoharjo. Setahun sebelumnya ia merupakan sebuah kelompok pengajian kekeluargaan (usrah). Unit dakwah awalnya adalah sebuah siaran radio non-komersial.
8. Pondok Pesantren
Al Khairaat (Syafi’iyah,
Asy ‘ariyah)
guru besar alalamah sayid
idrus bin salim aljufri pendiri sebuah yayasan lembaga pendidikan islam
alkahirat, beliau di lahirkan di taris, hadramaut pada14 sya’ban 1309 H
bertepatan dengan 15 maret 1881 M, ulama hadramaut yang berhijrah ke indonesia
dan menetap di palu (sulawesi tengah). yayasan alkahiraat, yang kini telah
memiliki cabang lebih dari 1800 madrasah dan sekolah, terdiri dari TK, SD, SMP,
SMA, SMK, MI, MTS, MA, hingga Universitas.
9.Pondok pesantren
Putri Al Kenaniyah (Syafi’iyah,
Asy ‘ariyah)
Pondok pesantren ini
diresmikan pada tanggal 4 Sya’ban 1414 H/ 16 Januari 1944 M, oleh para Alim
Ulama, diantaranya adalah mantan presiden RI ke 4 Bapak KH. Abdurrahman Wahid,
KH. Syamsuri Badawi dan KH. Zayadi Muhajir serta beberapa tokoh masyarakat
disekitar Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur.
10. Pondok Pesantren
La Tansa (non
madzab)
Pondok Pesantren La Tansa
adalah sebuah pondok pesantren modern yang terletak di daerah Parakansantri,
Cipanas, Lebak, Banten. Pesantren ini didirikan oleh Drs. K.H. Ahmad Rifa’i
Arief (Almarhum) yang bertindak juga sebagai pemimpin pesantren Daar el-Qolam
(Pasir Gintung, Jayanti, Tangerang) saat itu. Kini, setelah pendiri wafat,
Pesantren La Tansa dipimpin oleh K.H. Adrian Mafatihullah Karim, MA dan K.H.
Sholeh, S.Ag, MM. Lembaga ini bernaung di bawah Yayasan La Tansa Mashiro, yang
juga didirikan oleh Drs K.H. Ahmad Rifa’i Arief.